Alhamdulillah, setelah sekian lama berkutat dengan buku-buku dan
ilmu. akhirnya diberi juga kesempatan libur untuk mengistirahatkan otak
sejenak menikmati hasil tes semester akhir yang pastinya bagus-bagus.
kecuali untuk segelintir orang seperti saya. nilai bagus masih saja
menjadi harapan sampai hari-hari seperti ini. :D
mungkin
beberapa dari kita, yang sudah letih berusaha selama satu semester ini.
masih belum terima dengan hasil yang kita dapatkan saat ini. seperti
kisah teman saya ini. sebut saja dia beckham. pagi ini beckham menemui
saya. lalu sekelebat, tanpa diminta sedikitpun, ia langsung menyiram
saya dengan beribu kata-kata curhatannya.
"Boy, kenapa
Tuhan nggak adil gini sih sama aku." si beckham ini memulai ceritanya.
"aku udah berusaha keras belajar setiap hari, shalat malam dan dhuha
tak pernah putus, puasa tak pernah bolong, sedekah tak pernah alpha,
berdoa tak pernah lupa, tapi kenapa nilai saya masih saja jeblok tak
keruan seperti ini. padahal saya lihat si messi itu, kerjaanya cuma
main sama kelayapan saja. dia bisa dapat nilai yang sebegitu baiknya.
betapa tuhan tak adil sama saya boy.."
mendengar curhatan
teman saya ini, akhirnya kuping saya panas sendiri. rasanya begitu
banyak kata-kata untuk menghakiminya. "bagaimana doamu bisa dikabulkan,
dan usahamu diijabahi, sementara kamu masih sombong dengan amalanmu.
dan, menganggap orang lain lebih rendah darimu." namun, sedetik saja
sebelum saya jadi melontarkan kata-kata itu, tiba-tiba si bachdim yang
ada disebelah saya menepuk bahu saya. mengisyaratkan saya untuk diam.
dandan mulailah ia bertutur.
"hei beck, apa sampeyan tau ditekani pengamen?
"what are you talking about?" jawab di beckham bingung dengan pertanyan bachdim.
"apa kamu pernah ketemu pengamen?" ulang bachdim, sembari tersenyum.
"oh, yes. why?"
"pernahkan
kamu bertemu dengan sorang pengamen yang berpenampilan seperti preman,
mengerikan, dan suaranya tak enak didengar? apa yang kamu lakukan?"
"segera memberinya uang off course, agar dia segera pergi. lalu kenapa?"
"dan bila kamu bertemu denganpengamen yang mempunyai suara emas, kira-kira apa yang akan kamu lakukan?"
"tentu
saja kudengarkan, kubiarkan sampai lagunya berkahir. baru aku kasih
uang." jawab beckham tersenyum. oh ya, seperti itulah mungkin Allah
sedang menguji. mungkin saja bagi kita yang rajin memanjatkan doa,
menyenandungkan kalam-kalam. Allah begitu senang mendengarnya. sehingga
ia berkata pada malaikat. "tunggu, tunda dulu hajat-hajatnya. aku
sedang menikmati betapa indah lantunan-latunan hambaku ini.
"seperti itukah Allah terhadapku?" tanya beckham penasaran.
"pastinya,
aku tak tahu." jawab si bachdim sambil menepuk-nepuk bahu beckham. yah,
seperti itulah. di dalam masa depan, masihlah selalu terdapat hijab.
maka menghadapinya, tak ada yang lebih baik kecuali berprasangka baik.
dan mensyukurinya. :D
0 komentar:
Posting Komentar