Jumat, 22 April 2011

Kisah ini begitu kesohor. Dengan kekuasaan-Nya, Allah Subhanahu wa Ta’ala menidurkan sekelompok pemuda yang berlindung di sebuah gua selama 309 tahun. Apa hikmah di balik ini semua?

Ashhabul Kahfi adalah para pemuda yang diberi taufik dan ilham oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala sehingga mereka beriman dan mengenal Rabb mereka. Mereka mengingkari keyakinan yang dianut oleh masyarakat mereka yang menyembah berhala. Mereka hidup di tengah-tengah bangsanya sembari tetap menampakkan keimanan mereka ketika berkumpul sesama mereka, sekaligus karena khawatir akan gangguan masyarakatnya. Mereka mengatakan:

رَبُّنَا رَبُّ السَّمَاوَاتِ وَاْلأَرْضِ لَنْ نَدْعُوَ مِنْ دُوْنِهِ إِلَهًا لَقَدْ قُلْنَا إِذًا شَطَطًا

“Rabb kami adalah Rabb langit dan bumi, kami sekali-kali tidak akan menyeru Rabb selain Dia, sesungguhnya kami kalau demikian telah mengucapkan perkataan yang jauh.” (Al-Kahfi: 14)
Yakni, apabila kami berdoa kepada selain Dia, berarti kami telah mengucapkan suatu شَطَطًا (perkataan yang jauh), yaitu perkataan palsu, dusta, dan dzalim.
Allah Subhanahu wa Ta’ala menyebutkan perkataan mereka selanjutnya:

هَؤُلاَءِ قَوْمُنَا اتَّخَذُوا مِنْ دُوْنِهِ آلِهَةً لَوْلاَ يَأْتُوْنَ عَلَيْهِمْ بِسُلْطَانٍ بَيِّنٍ فَمَنْ أَظْلَمُ مِمَّنِ افْتَرَى عَلَى اللهِ كَذِبًا

“Kaum kami ini telah mengambil sesembahan-sesembahan selain Dia. Mereka tidak mengajukan alasan yang terang (tentang keyakinan mereka?) Siapakah yng lebih dzalim daripada orang-orang yang mengada-adakan kebohongan terhadap Allah?” (Al-Kahfi: 15)
Ketika mereka sepakat terhadap persoalan ini, mereka sadar, tidak mungkin menampakkannya kepada kaumnya. Mereka berdoa kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala agar memudahkan urusan mereka:

رَبَّنَاآتِنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً وَهَيِّئْ لَنَا مِنْ أَمْرِنَا رَشَدًا

"Wahai Rabb kami, berilah kami rahmat dari sisi-Mu dan sempurnakanlah bagi kami petunjuk yang lurus dalam urusan kami." (Al-Kahfi: 10)
Mereka pun menyelamatkan diri ke sebuah gua yang telah Allah Subhanahu wa Ta’ala mudahkan bagi mereka. Gua itu cukup luas dengan pintu menghadap ke utara sehingga sinar matahari tidak langsung masuk ke dalamnya. Kemudian mereka tertidur dengan perlindungan dan pegawasan dari Allah selama 309 tahun. Allah Subhanahu wa Ta’ala buatkan atas mereka pagar berupa rasa takut meskipun mereka sangat dekat dengan kota tempat mereka tinggal. Allah Subhanahu wa Ta’ala sendiri yang menjaga mereka selama di dalam gua. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

وَنُقَلِّبُهُمْ ذَاتَ الْيَمِيْنِ وَذَاتَ الشِّمَالِ

“Dan Kami bolak-balikkan mereka ke kanan dan ke kiri.” (Al-Kahfi: 18)
Demikianlah agar jasad mereka tidak dirusak oleh tanah. Setelah tertidur sekian ratus tahun lamanya, Allah Subhanahu wa Ta’ala membangunkan mereka لِيَتَسَاءَلُوا (agar mereka saling bertanya), dan supaya mereka pada akhirnya mengetahui hakekat yang sebenarnya. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

قَالَ قَائِلٌ مِنْهُمْ كَمْ لَبِثْتُمْ قَالُوا لَبِثْنَا يَوْمًا أَوْ بَعْضَ يَوْمٍ قَالُوا رَبُّكُمْ أَعْلَمُ بِمَا لَبِثْتُمْ فَابْعَثُوا أَحَدَكُمْ بِوَرِقِكُمْ هَذِهِ إِلَى الْمَدِْينَةِ

"Berkatalah salah seorang dari mereka: ‘Sudah berapa lama kalian menetap (di sini)?’ Mereka menjawab: ‘Kita tinggal di sini sehari atau setengah hari.’ Yang lain berkata pula: ‘Rabb kalian lebih mengetahui berapa lamanya kalian berada (di sini). Maka suruhlah salah seorang di antara kalian pergi ke kota membawa uang perakmu ini’.” (Al-Kahfi: 19)
Hari ini adalah masih hari itu. Ketika akhirnya saya terlalu lelah sepulang akibat tragei telat yang sangat hebat itu. Sesampainya dirumah ternyata waktu sudah menunjukkan pukul  03.40 sore. Jadi saya putuskan untuk segera menunaikan shalat ashar.  Saya ambil air wudhu dan segera saya bentangkan sajadah. Masih dengan seragam sekolah saya menunaikan shalat ashar. Dan setelah beberapa menit berlalau, ditengah dzikir saya seusai shalat itu, tertidurlah saya sehingga ruh saya ini dipaksa kembali ke alam mimpi.

Mimpi yang cukup menarik, ketika kali ini saya sedang berboncengan dengan istri saya menaiki motor bebek super tidak canggih yang saya miliki. Baru saja kita berputar-putar hingga ke pelosok desa unuk mencari sapi kurban untuk hari idul adha nanti. Yah, maklumlah. Karena kita baru pasangan muda. Uang kita belum cukup untuk menghaijkan keempat orang tua kita. Jadi kita sudah sepakat untuk membelikan tunggangannya terlebih dahulu. “mas, mas. Mampir minimarket dulu ya, saya mau beli pembalut dulu mas.” Kata istri saya tiba-tiba. “oke dek.” Saya langsung menyetujuinya dan meluncur ke minimarket terdekat. Meskipun dalam hati saya membatin. Wah, puasa nih. Hehe..

Sampai di minimarket, dan turunlah saya dan bersama istri saya dari motor. Saya kaget ketika menyadari bahwa ternyata orang-orang disekitar saya memperhatikan kita berdua. Entah karena iri dengan pasangan muda yang super romantis ini atau karena nggumun karena orang sejelk saya ini bias mendapatkan istri yang begitu cantiknya. Wis lah mbuh, saya nggak mau suudzon. Beberapa menit setelah itu kita sudah kembali berada di motor kita. Sudah tidak jauh lagi dari rumah,  Di depan itu ada lampu merah, tinggal belok kanan dan tidak sampai 2 menit nanti sudah akan sampai rumah. Karena sudah dekat dari rumah, saya santai saja menjalankan motor saya. Pelan-pelan dan akhirnya motor telah berbelok melewati lampu merah tersebut.  “mas! Itu tadi lampu merah, kok diterobos aja?”. “eh, merah ya? Oiya ding merah. Haduh,udahlah dek. Udah terlanj…” belum selesai saya mengucapkan kalimat saya, seonggok polisi sudah datang menghadang didepan kita. “selamat siang pak!” “siang juga pak. Lagi jalan-jalan ya?” jawab saya sedikit ndagel. Namun sepertinya, jawaban saya itu membuat pak polisi itu tersinggung karena tiba-tiba pak polisi mengayunkan tongkat yang depegangnya.
PLOKK!!

Minggu, 17 April 2011

Saya        : Dek, mana ni kopinya?
Istri  Saya    : Bentar mas, lagi momong adek ni..
Saya        : Lah?? Belum dibikinin to? Cepetan dong!!
Istri Saya    : eh, bentar mas. Sabar ya..
Saya        : ah, sabar-sabar terus. Sabar kan juga ada batasnya dek!
Istri saya    : Ya sudah, kalau nggak sabar bikin sendiri aja ya mas..
Saya        : Loh? Kok malah merintah!! Dasar istri nggak becus! (Marah Sambil melemparkan Hape, Koran, wajan, panci, televisi, radio, lemari dan beberapa buah meja secara bertubi-tubi kepada istrinya)
GUBRAKK!!!
Tiba-tiba saya tersadar telah terjatuh dari kasur. Mengejutkan, ternyata dalam mimpi saya bisa sampai sekejam itu jadi suami. Tapi belum sempat juga saya enjoy dengan keterkejutan saya, saya sudah dikagetkan lagi ketika melihat jam dinding yang menempel ditangan saya telah menunjukkan pukul 10.00. “Waduh! Calon telat nih!”. Tak punya niat sedikitpun untuk mandi, saya pun bergegas mengambil baju seragam dan memakainya. Namun setelah selesai memakainya saya baru ingat kalau ternyata saya belum melepas baju tidur saya. Akhirnya saya harus melepas kembali semua baju saya dan kembali memakai baju seragam. Setelah itu saya bergegas memakai sepatu dan langsung berpamitan dan berlari ke pinggir jalan. Beberapa menit menunggu akhirnya tampak sebuah angkot dari kejauhan yang akhirnya berhenti persis didepan saya. “ Mau kemana dek?”. “Mau kesekolah pak! Sekolah, oiya, Masyaallah sekolah, saya belum bawa tas. Bentar ya pak! Tak ambil tas dulu!”. Iya dek, cepetan ya!” jawab pak supirnya santai.
Setelah sekitar 3 hari akhirnya saya berhasil menempuh rute jalan raya-rumah-jalan raya, akhirnya saya bias langsung naik angkot karena ternyata pak supir angkotnya benar-benar setia menunggu saya. Layaknya penumpang VIP, saya ambil tempat duduk yang ada di samping pak supir dan langsung pesen sama pak supirnya “Ngebut ya pak, saya sudah terlambat 3 jam nih!”. “Ha? Itu terlambat ya dek?”. “yah, mau gimana lagi pak.”
Sekitar 10 menit perjalanan, angkot tiba-tiba berhenti di depan lampu merah. Karena tergesa-gesa dan merasa tidak puas dengan masa kepemerintahan pak supir diangkotnya ini yang saplek sekali dengan peraturan. Saya lalu melancarkan protes “Pak, terobos aja deh, udah telat ni.” . “ Ye… sabar aja dek.” . “sabar si sabar pak, tapi kan jua ada batasnya.” Jawab saya dengan ngeyel. Sepersekian detik setelah mengucapkan kata-kata ini, saya jadi kaget sendiri. Seperti mengalami de javu dari mimpi saya. Bedanya, kalau tadi sama calon istri saya, nha ini? Calon mertua saya mungkin. Hehe.. calon mertua saya,, yang punya angkot. Hedeh,.

Copyright 2010 Pratamaidea.

Theme by WordpressCenter.com.
Blogger Template by Beta Templates.