Sabtu, 19 Maret 2011

"Uwis, nek urusan kuwi wis tak pasrahke karo sek nang dhuwur." 
Banyak memang dari kita ini yang menggunakan kata ganti sek nang dhuwur, atau yang diatas sana untuk menggantikan kata Allah SWT, atau Tuhan. Jika mendengar percakapan seperti ini, agak aneh memang. karena seolah-olah kita menjadi sangat jauh sekali dengan keberadan Tuhan. kita disini, dan Tuhan diatas sana, atau bahkan Jauh diatas sana. perkataan semacam ini tentu saja memang benar, karena dalam Al-Quran juga telah disebutkan :
(Yaitu) Tuhan Yang Maha Pemurah, Yang bersemayam di atas 'Arsy.(Thaha, 20:5)
 Dilihat dari kutipan surat diatas, memang dapat diartikan kalau Tuhan ada Disinggasananya diatas sana. namun, benarkah jika itu berarti bahwa Tuhan itu jauh dengan kita?

Dan Dia bersama kamu di mana saja kamu berada. Dan Allah Maha Melihat apa
yang kamu kerjakan. (QS. Al-Hadid : 4)
Jika menyimpulkan surat di atas ini, maka dapat dikatakan bahwa Tuhan itu selalu bersama kita dimana saja kita berada. mungkin samapi sini kita akan bersama-sama bingung, atau karena bodohnya saya saja sehingga sampai disini hanya saya yang bingung. "Loh? lalu mana yang benar? Tuhan itu ada jauh di 'Arsy sana atau dekat dengan dekat dengan kita? bukankah kedua ini pengingkaran?". pada awalnya saya memang bingung ketika sampai disini. sampai pada suatu pemikiran dimana saya harus menanyakan ini pada guru agama saya. namun, setelah berminggu-minggu dan beberapa kali pertemuan pada jam pelajaran agama saya selalu saja tak berhasil untuk mencuri waktu guru saya agar dapat menanyakan hal ini secara bisik-bisik. dan akhirnya, karena saya tak menemukan kesempatan untuk mencuri pembicaraan secara bisik-bisik kepada guru saya. akhirnya saya bulatkan tekad saya untuk tidak jadi menanyakan perihal ini.


Pada pertemuan pelajaran agama berikutnya, di tengah super ngantuknya saya dan nyaris saja tertidur. secara mengejutkan guru saya itu menjelaskan secara boros dan menganalogikannya secara benar-benar unik pertanyaan yang tadinya njlimet  di otak saya ini. sebenarnya agak aneh juga memang karena penjelasan ini benar-benar tidak sinkron dengan materi yang sedang beliau berikan. saya tidak ingat benar bagaimana guru saya itu menganalogikan, jadi disini saya akan menganalogikan dengan versi lain namun insyaallah tetap seperti bagaimana guru itu menjelaskan kepada saya.
Semua ini dimulai ketika kita sedang memperhatikan adek kita yang dengan asyiknya bermain robot-robotan supermini. disana kita lihat adek kita dapat memainkan robot itu sesuka hatinya. diterbangkan kesana kemari, ditarungkan, atau bahkan dihancurkan, dan diprotoli sesuka hatinya. hampir seperti inilah Tuhan kita, kita tidak tahu seberapa besar Tuhan kita bukan? bisa saja Tuhan itu sangat besar. kita hanya seukuran semut. dan Tuhan itu seukuran manusia misalnya. bagi semut jarak 2 meter sangatlah jauh. namun bagi manusia jarak seperti itu hanylah jangkauan tangan. jika kita melihat semut yang selama 2 jam pelajaran berputar-putar diatas meja kita. semut tersebut bakal merasa sangat capek. namun kita lihat, semut tersebut cuma berputar-putar sejauh jangkauan tangan kita. Jadi, sebenarnya Tuhan itu sangatlah dekat dengan kita. hanya, kita ini terlalu kecil untuk bilang bahwa jarak itu sangat dekat. dan Tuhan itu dapat selalu bersama kita tanpa perlu berpindah dari tempatnya/
Kita memang seringakali merasa diri kita jauh dengan Tuhan. atau bisa dikatan kitalah yang sebenarnya menjauhkan diri kita dengan. Jika kita mau sedikit saja berjalan-jalan, tidakkkah hampir disetiap kilometer kita sudah dapat menemukan rumah Tuhan? mampirkah kita ketika kita melihat rumah Tuhan itu? jarang memang. inilah satu contoh bahwa sebenarnya kitalah yang menjauhkan diri kita dengan Tuhan. Ketika kita berada di dalam masjid, kita dapat dengan khusyuknya beribadah, mengaji, dan berdoa. namun setelah itu, baru sejengkal saja kita melangkah dari masjid, kita sudah melupakan Tuhan kita, kita suah melupakn aturan-aturanNya, dan juga pantangan-pantanganNya.

Saat kita berdoa, kita akan merasakan bahwa diri kita ini sangat dekat dengan Tuhan. disitulah sebenarnya, ketika kita mengkode Tuhan agar mengulurkan tanganNya kepada kita. karena saat itu hati kita barulah bisa merasakan tuhan. karena saat semut diam, barulah dia dapat merasakan kehadiran manusia. semuta yang terlau sibuk mencari makanan sulit merasakan kehadiran manusia disekitarnya.

"Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang
dibisikkan oleh hatinya, dan Kami lebih dekat kepadanya daripada urat
lehernya." (QS. Qaaf : 16)

Apabila hamba-hambaKu bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawa­blah),
bahwasanya aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang mendo'a
apabila ia berdo'a kepada-Ku...(QS Al-Baqarah: 186). 

0 komentar:

Posting Komentar

Copyright 2010 Pratamaidea.

Theme by WordpressCenter.com.
Blogger Template by Beta Templates.